Minggu, 30 September 2012

 Akibat Salah dan Asal Bicara Akhirnya Nyawa Melayang

Tahukah anda kenapa masyarakata Talupulai membunuh Pendeta A.Lett pada tgl 20 Agustus 1909? Hal itu disebabkan oleh ucapan menyakitkan dan menghina yang meluncur dari mulut pendeta A. Lett. Dalam upaya mengambil hati dan menenangkan masyarakat di Desa Talupulai atas kemarahan mereka terhadap penjajah Belanda. Pendeta A. Lett menghimbau dengan kalimat berbunyi : “Oi kam sangamberimui, tatogaku le k
am. Oi tatogaku, ta` momoi le masilawan tai gubernemen, mamatei kam samba laggai samba sangamberi lalep mui”. Dalam bahasa Indonesia kata-kata A.Lett memiliki arti: “wahai kalian semua, kalian adalah anak-anakku. Wahai anak-anakku, tidak boleh melawan pada pemerintah (gubernemen), kalau melawan nanti kalian akan mati, rumah dan kampung kalian akan hancur”. Menurut orang Talupulei, kalimat yang meluncur dari mulut A. Lett sangat menyinggung perasaan mereka yang saat itu sedang memendam rasa amarah yang sangat mendalam kepada pemerintah penjajah. Penggunaan kata-kata “tatogaku = anak-anakku” yang berarti anak kandung, anak karena pertalian darah, dianggap penghinaan. Sedangkan pada saat itu yang ikut berperang rata-rata orang-orang yang sudah dewasa (berkeluarga atau bahkan sudah tua-tua). Lagi pula sejak kapan A. Lett menjadi suami dari ibu-ibu (wanita-wanita) di Desa Talupulei.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi pembaca dan blogger mania, silahkan beri komentar setiap posting yg saya muat, dan diutamakan komentar yang membangun, terimaksih