Akibat Salah dan Asal Bicara Akhirnya Nyawa Melayang
Tahukah anda kenapa masyarakata Talupulai 
membunuh Pendeta A.Lett pada tgl 20 Agustus 1909? Hal itu disebabkan 
oleh ucapan menyakitkan dan menghina yang meluncur dari mulut pendeta A.
 Lett. Dalam upaya mengambil hati dan menenangkan masyarakat di Desa 
Talupulai atas kemarahan mereka terhadap penjajah Belanda. Pendeta A. 
Lett menghimbau dengan kalimat berbunyi : “Oi kam sangamberimui, 
tatogaku le k
am. Oi tatogaku, ta` momoi 
le masilawan tai gubernemen, mamatei kam samba laggai samba sangamberi 
lalep mui”. Dalam bahasa Indonesia kata-kata A.Lett memiliki arti: 
“wahai kalian semua, kalian adalah anak-anakku. Wahai anak-anakku, tidak
 boleh melawan pada pemerintah (gubernemen), kalau melawan nanti kalian 
akan mati, rumah dan kampung kalian akan hancur”. Menurut orang 
Talupulei, kalimat yang meluncur dari mulut A. Lett sangat menyinggung 
perasaan mereka yang saat itu sedang memendam rasa amarah yang sangat 
mendalam kepada pemerintah penjajah. Penggunaan kata-kata “tatogaku = 
anak-anakku” yang berarti anak kandung, anak karena pertalian darah, 
dianggap penghinaan. Sedangkan pada saat itu yang ikut berperang 
rata-rata orang-orang yang sudah dewasa (berkeluarga atau bahkan sudah 
tua-tua). Lagi pula sejak kapan A. Lett menjadi suami dari ibu-ibu 
(wanita-wanita) di Desa Talupulei.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi pembaca dan blogger mania, silahkan beri komentar setiap posting yg saya muat, dan diutamakan komentar yang membangun, terimaksih